02 Juni 2009

hindari makanan dari styrofoam!

Di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat saji hingga ke tukang-tukang makanan di pinggir jalan menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.


Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda di dalamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.

Mengapa styrofoam berbahaya?
Menurut Rima, aktivis lingkungan dan penggiat LSM YPBB, styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene yang diproses dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyakp penyakit. Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf yang menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.


Di beberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbulah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.

Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zatini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat. Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization' s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan carsinogen (bahan penyebab kanker).

Makin Berlemak Makin Cepat
"Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, baham kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi,"ujar Rima. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan. Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan.

Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Buruk Bagi Lingkungan
Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatanstyrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang taksedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Jadi, kalau bukan pakai styrofoam, kita harus pakai apa dong untuk membungkus makanan?
"Menurut saya, daripada pakai styrofoam, lebih baik pakai besek. Ini jelas lebih praktis dan ramah lingkungan," tegas Rima.

Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam?? Akankah kita berlaku bijak dengan tidak menggunakan styrofoam? Ayo selamatkan kelangsungan hidup kita!


Keep Healthy Always =)




4 komentar:

  1. bagusbagus...informatif
    stereofoam juga diketahui sebagai zat yg dapat menimbulkan kangker..
    hidup sehat lah! jangan makan popmi! hehehe....

    BalasHapus
  2. tapi yang sulit memang tempat" makan udah kebiasan pakek sterofoam :(

    BalasHapus
  3. serem banget ya dampak styrofoam, harus mulai mengurangi nih.. :) demi kehidupan yg lebih baekk ke depannya ya...

    BalasHapus
  4. *ligamen
    setuju!! mulai sekarang makan mi di mangkok aja lah yaa

    *rocketblog-lifestyle
    karena itu.. ayo kita galakkan penggunaan besek untuk membungkus makanan! =)

    BalasHapus

punya komentar, kritik, dan saran? silakan tulis disini.. ;)

Health Videos

Supported by :

Supported by :